Kamis, 04 Desember 2014

Novel Bersambung



Bagian Satu
          
            Mentari masih malu-malu mengeluarkan sinarnya yang cerah ditambah keheningan malam yang masih ada. Sahut-sahut terdengar suara Azan yang menjadi petanda datangnya waktu sholat shubuh. Ayam juga ikut memamerkan suaranya yang khas sampai keseluruh penjuru. Jendela yang menjadi teman setia, selalu menghadap arah timur dan memamerkan pemandangan indah dengan sedikit cahaya surya yang menggangumkan.
          
           Berbicara dengan Allah S.W.T menjadi salah satu kegiatan yang sangat menyenangkan dan membuat hati menjadi tentram dengan meluapkan tentang kekejaman dunia ini tanpa harus adanya tertutupi. Mulai berfikir tentang indahnya hari ini menjadi semngat untuk menjalani pagi ini, ditambah dengan sapaan semua tangan tuhan yang selalu menjadi penolong di dalam hidupku. Masih teringat betapa indahnya hari dimasa kecil yang masih lugu dengan kata yang keluar dengan ikhlas. Sayang semua sifat itu berobah menjadi kebencian, kemarahan, kemunafikan dan kepenatan dari dalamhati ini. 
           Terkadang masih terfikir apa tujuan semua ini, untuk apa semua ini, dan harus bagaimana melewati semua ini. Mencari semua arti kata itu membuatku menjadi menghabiskan semua waktu hidupku. Binggung adalah kata yang selalu terlintas didalam pikiran ini tanpa ada jawaban, entah harus darimana memulai semuanya dan tempat menemukan semua jawaban yang ku cari. Hampir semua waktu ku habiskan dengan belajar, mulai dari detik, menit dan jam ku habiskan, sampai aku terdapat pada suatu keadaan yang membuatku menggerti semua hal yang terdapat didalam hidupku.
         
            Bermuala pada hari itu aku memasuki sebuah kehidupan baru yang sangat menyenangkan dengan semua kegembiraan, kesakitan serta semua rasa yang mewarnai hari-hari separti pelangi.
         
           Gerbang itu menjadi penyambut semua kisah yang merubah semua hidupku, masih teringat sebuah plang nama yang tertulis “ Lembaga Permasyarakatan”. Nama yang takakan pernah terlupa untuk perjalana hidup ini.
           
           Ketika mata ini terbuka samar-samar sebuah lampu yang sangat terang menjadikan penglihatan kabur. Terdengar teriakan orang-orang yang berada didekat ku “ Bagun woi, ini bukan tempat kau tidur enak” sahut salah seoarang dari mereka yang masih belum ku kenal. Mata ini terbuka dengan perlahan dan melihat beberapa orang dengan menggunakan seragam yang sangat rapi.

Bersambung ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar