Penyakit gugur daun tanaman karet adalah salah satu penyebab terjadinya penurunan produksi (syafitri et al, 2021). Penyakit gugur daun biasanya menyerang tanaman dengan berbagai usia, baik yang dikategorikan muda sampai tua. Proses gugur daun bisanya terjadi satu kali dalam satu tahun. Menurut (Junaidi et al, 2016) daun tanaman karet memiliki 4 fase penting yang harus dikenali untuk melakukan pengendalian yaitu A, B, C dan D.
Serangan
pantogen umumnya terjadi pada fase A, B dan C karena daun masih proses
pengembangan dan tidak memiliki lignin.
Lignin berfungsi untuk mengahambat serangan pantogen terhadap daun. Pembentukan lignin juga berbeda untuk setiap
jenis klon.
Pantogen
menyerang tanaman karet dalam fase muda adalah Collectrotricum sp, Oidium
sp dan yang menyerang pada fase tua adalah Pestalotipsis sp. Pantogrn ini meyerang pada berbagai macam
usia baik itu fase A, B dan C.
Penyerangan ini juga diperparah jika penanaman tanaman karet tidak
memiliki 1 klon yang sama, sehingga terjadi perbedaan yang berarti untuk proses
tumbuh daun muda. Proses ini menjadi
dangat penting supaya kita bisa melakukan pengedalian pada waktu yang tepat.
(Junaidi,
et al, 2017) menyatakan bahwa pengendalian harus dilakukan dengan
fungisida dari umur 0 sampai umur 35 hari.
Pengendalian jamur memiliki beberpa jenis penyakit sehingga harus dibuat
pemetaan pembetukan daun baru dan pemetaan penyerang gugur daun dengan sensus
leaftrap dan canopy app. Pengamatan
dijadikan sebuah dasar untuk menentukan waktu pengendalian. Pengendalian direncanakan 3 kali dalam satu
tahun dengan berbagai macam bahan aktif berbeda yaitu Heksakonazol dan Mankozeb.
Penelitian (Sethi et al, 2022), menyatakan tingkat kefektifan pengendalian heksakonazol mencapai 75% dengan metode invitro.
Tanaman
karet mampu mencapai tinggi lebih dari 15 meter tergantung umut tanaman
karet. Pengendalian tanaman pada tanaman
karet dilakukan dengan beberapa cara baik itu dengan jet sprayer, boom sprayer,
mist blower dan fogging. Pengendalian
dengan beberapa metode memiliki kelemahan dan kekurangan baik dari segi waktu
dan biaya.
Pengedalian
dengan mesin fogging saat ini adalah yang bisa kita lakukan karena alat yang
terseda untuk masing masing estate. Pengendalian fogging menurut (Djojosumarto,
2020) mengunakan formula yang berformulasi EC dengan solvent yang digunakan
adalah solar. Produk yang memiliki
formula berbeda mungkin akan membutuhkan solven yang berbeda. Aplikasi mengunakan fogging menghasilkan
droplet berkisar 0,5 - 150 mikron. Ukuran droplet fogging yang halus ini
mengharuskan untuk menggunakan apd saat pengendalian.
Pengendalian
pantogen yang berada pada daun yang berada pada ranting paling pinggir maka
fogging adalah salah satu cara pengendalian yang efektif. Pengendalian dengan fogging juga dilakukan
pada saat malam hari supaya droplet tidak diterbangkan oleh angin. Pengendalian pantogen juga menggunakan bahan
aktif yang berbeda suapaya tidak menyababkan tanaman menjadi resisten.
Pengendalian penyakit daun harus sesuai dengan timeline perkembangan daun agar pathogen bisa dikendalikan. Penentuan ini menjadi kunci dalam melakukan rekomendasi pengendalian. Perubahan canopy ditunjukan pada gambar 2. Perbaikan dikarenakan pengendalian dilakukan sesuai dengan kondisi daun.
REFERENSI
Junaidi, Atminingsih. 2017. Perkembangan
ontogenetik daun tanaman karet sebagai penanda awal adaptasi terhadap
cekaman dan patogen. Warta Perkaretan,
36(1),29-38. Medan
Syasafitri., Siregar Marmansyah.,
Aldywarida. 2021. Uji efektifitas anvil 50 sc terhadap pantogen penyakit gugur
daun (Pestalotiopsis, sp) tanaman karet asal isolate Kebun Batang toru
dan bandar betsy. Agriland. Medan
Sethi bidhu prasad., Suryawanshi J. S.,
Kale N Amol., Doekar C. D., Thankare C. 2022. In vitro efficacy of different
fungicides against Pestalotiopsis psidii causing fruit canker of guava (Psidium
guajava L.). The Pharma Innovation. India
Djojosumarto Panut. 2020. Pengetahuan
dasar pestisida pertanian dan penggunaannya. Agromedia. Jakarta Selatan